Arwah Penasaran di Kamar Kos

Table of Contents
Arwah Penasaran di Kamar Kos - Cerpen Horor Mania

Arwah Penasaran di Kamar Kos

Di sebuah kota kecil di Indonesia, terdapat sebuah rumah kos tua yang terkenal angker. Banyak penghuni yang mengaku mengalami kejadian aneh, namun tidak ada yang bisa menjelaskan asal-usulnya secara pasti. Hingga suatu hari, seorang mahasiswa baru bernama Dika memutuskan untuk menyewa kamar di sana.

"Kamu yakin mau kos di situ, Dik? Banyak cerita seram tentang tempat itu," ujar Joni, sahabatnya.

"Ah, itu cuma mitos. Lagipula, harga sewanya murah dan dekat kampus," jawab Dika santai.

Malam pertama di kamar kos itu terasa biasa saja. Namun, saat tengah malam, Dika terbangun karena mendengar suara langkah kaki di luar kamarnya. Ia mengintip melalui celah pintu, tetapi tidak melihat siapa pun.

Keesokan harinya, ia menceritakan kejadian itu kepada Bu Rini, pemilik kos.

"Mas Dika, sebaiknya sebelum tidur bacalah doa. Kamar itu dulu pernah dihuni seorang gadis bernama Sari yang meninggal karena bunuh diri," kata Bu Rini dengan suara pelan.

Merasa penasaran, Dika mencari tahu lebih lanjut tentang Sari. Dari beberapa tetangga, ia mengetahui bahwa Sari adalah mahasiswi yang mengalami depresi karena patah hati dan akhirnya mengakhiri hidupnya di kamar itu.

Malam berikutnya, suasana semakin mencekam. Dika mulai merasakan hawa dingin yang tidak wajar. Lampu kamarnya tiba-tiba berkedip, dan terdengar suara tangisan lirih.

"Siapa di sana?" tanya Dika dengan suara gemetar.

Tak ada jawaban, tetapi tiba-tiba lemari di sudut kamar berderit terbuka perlahan. Dika merasakan bulu kuduknya berdiri. Dengan tangan gemetar, ia mendekati lemari itu.

Di dalamnya, ia menemukan sebuah buku harian tua. Saat membuka lembar demi lembar, ia membaca kisah Sari tentang kesedihannya sebelum meninggal.

"Aku tidak kuat lagi... Aku hanya ingin seseorang mendengarku," bunyi salah satu halaman terakhir.

Seketika itu, Dika merasa seolah ada seseorang yang mengawasinya. Ia menoleh dan melihat sosok wanita berambut panjang dengan mata kosong berdiri di pojok ruangan.

"Tolong aku..." suara pelan namun jelas terdengar.

Dika ketakutan dan segera membaca doa yang diajarkan ibunya. Perlahan, sosok itu menghilang. Namun, sebelum benar-benar lenyap, Dika melihat air mata mengalir di pipi pucat arwah itu.

Keesokan harinya, Dika mendatangi seorang ustaz dan menceritakan kejadian tersebut. Sang ustaz menyarankan untuk mengadakan doa bersama di kamar itu.

Setelah doa dilakukan, gangguan-gangguan aneh mulai berkurang. Dika tetap tinggal di kamar itu, namun ia tidak pernah melupakan sosok Sari. Ia sering mengirim doa untuknya, berharap arwahnya bisa beristirahat dengan tenang.

Sejak kejadian itu, kamar tersebut tidak lagi terasa menyeramkan. Namun, Dika selalu merasakan kehadiran yang lembut, seolah seseorang masih menjaganya dari kejauhan.

Beberapa bulan kemudian, seorang penghuni baru bernama Maya pindah ke kamar sebelah Dika. Awalnya, semuanya berjalan lancar. Namun, tak lama setelah pindah, Maya mulai mengalami kejadian ganjil.

"Dika, kamu pernah dengar suara seseorang berbisik di tengah malam? Aku dengar suara itu semalam," kata Maya dengan wajah pucat.

Dika terdiam sejenak. "Mungkin angin, atau suara dari kamar sebelah. Jangan terlalu dipikirkan," jawabnya, meskipun dalam hati ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Pada malam berikutnya, Maya kembali datang dengan wajah lebih ketakutan. "Aku melihat seorang perempuan berdiri di ujung tempat tidurku. Dia hanya diam, menatapku dengan mata kosong."

Dika merasa bulu kuduknya meremang. Ia tahu bahwa Sari belum sepenuhnya pergi.

Ia kembali menemui ustaz yang dulu membantunya. Ustaz itu menyarankan untuk melakukan doa bersama lagi dan menaburkan garam di sekitar kamar.

Malam itu, mereka menggelar doa bersama di kamar Maya. Saat doa berlangsung, terdengar suara tangisan dari dalam lemari. Semua orang terdiam, tetapi ustaz terus melantunkan ayat suci.

Perlahan, suara tangisan itu mereda. Maya merasa lebih tenang setelah itu, dan gangguan mulai berkurang. Namun, Dika masih bertanya-tanya apakah arwah Sari benar-benar telah pergi atau hanya menunggu saat yang tepat untuk kembali.

Beberapa minggu berlalu tanpa kejadian aneh, hingga suatu malam, Dika bermimpi bertemu dengan Sari. Dalam mimpinya, Sari tersenyum dan berkata, "Terima kasih telah mendengarku."

Sejak saat itu, Dika tidak lagi merasakan kehadiran Sari di kamar kos. Ia yakin bahwa arwahnya telah menemukan kedamaian.

Namun, kisah tentang kamar kos angker itu tetap menjadi legenda di kalangan penghuni baru. Entah benar-benar telah berakhir, atau hanya sekadar tenang sebelum badai berikutnya datang.

Itulah kisah tentang arwah penasaran di kamar kos. Apakah kamu pernah mengalami kejadian serupa?

Posting Komentar