Boneka Berhantu: Mainan Pembawa Petaka

Table of Contents
Boneka Berhantu, Mainan Pembawa Petaka - Cerpen Horor Mania

Boneka Berhantu: Mainan Pembawa Petaka

Di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, terdapat sebuah rumah tua yang dikenal dengan kisah mistisnya. Rumah itu telah lama kosong, namun di dalamnya tersimpan sebuah boneka tua yang konon membawa petaka bagi siapa pun yang memilikinya.

Suatu hari, Rina, seorang kolektor barang antik, datang ke desa itu untuk mencari barang unik. Ia mendengar cerita tentang boneka tersebut dari seorang warga setempat.

"Jangan coba-coba membawa boneka itu pulang, Nduk," ujar Mbah Karto, seorang tetua desa. "Boneka itu pernah menjadi milik seorang gadis kecil yang meninggal secara misterius. Sejak saat itu, siapa pun yang memilikinya akan mengalami kejadian mengerikan."

Namun, Rina mengabaikan peringatan itu. Ia justru merasa tertarik dan membelinya dari seorang pedagang barang bekas.

Setelah membawanya pulang ke Jakarta, kejadian aneh mulai terjadi. Malam pertama, ia mendengar suara tawa anak kecil dari ruang tamu. Saat diperiksa, boneka itu berpindah tempat.

"Apa mungkin aku lupa menaruhnya?" gumam Rina, mencoba menenangkan diri.

Namun, semakin hari, kejadian makin menyeramkan. Pintu lemari terbuka sendiri, suara langkah kaki terdengar di lorong, dan boneka itu sering ditemukan di tempat yang berbeda dari sebelumnya.

Suatu malam, Rina terbangun karena mendengar suara lirih, seperti seseorang berbisik, "Kembalikan aku..."

Dengan tubuh gemetar, ia mencoba mengabaikannya. Namun, tiba-tiba boneka itu jatuh dari rak dengan sendirinya.

Panik, Rina mencari informasi tentang boneka itu dan menemukan fakta mengejutkan. Boneka tersebut dulunya milik seorang gadis bernama Sari yang meninggal dalam keadaan tragis. Arwahnya dipercaya masih terikat pada boneka itu.

Ketakutan, Rina memutuskan untuk mengembalikan boneka tersebut ke desa asalnya. Saat tiba di rumah kosong itu, Mbah Karto sudah menunggu.

"Kamu akhirnya sadar, Nduk? Boneka ini harus dikembalikan ke tempatnya," ujar Mbah Karto.

Rina meletakkan boneka itu di dalam rumah tua tersebut. Seketika, angin kencang bertiup, dan suara lirih terdengar, "Terima kasih..."

Sejak saat itu, Rina tak pernah mengalami gangguan lagi. Namun, rumah tua itu tetap menyimpan kisah mistis yang tak terlupakan bagi warga desa.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Rina kembali ke desa untuk mencari barang antik lainnya. Namun, kali ini ia lebih berhati-hati dalam memilih barang. Saat ia berbincang dengan seorang pedagang tua di pasar desa, ia mendengar kabar bahwa boneka itu kembali muncul di teras rumah seorang warga.

"Pak, bagaimana bisa boneka itu ada di tempat lain? Bukankah sudah saya kembalikan ke rumah tua itu?" tanya Rina, tak percaya.

Pedagang tua itu hanya menggeleng. "Boneka itu tidak bisa pergi begitu saja. Ia mencari seseorang yang bisa memahami penderitaannya."

Rina merinding mendengarnya. Ia memutuskan untuk kembali ke rumah tua itu. Saat sampai di sana, suasana terasa lebih dingin dari biasanya. Pintu rumah tua itu sedikit terbuka, seakan mengundangnya masuk.

Dengan langkah ragu, Rina memasuki rumah itu. Di dalam, ia melihat boneka itu duduk di tengah ruangan. Matanya yang kosong seperti menatapnya dengan penuh kesedihan.

"Apa yang kau inginkan?" bisik Rina.

Sejenak, angin bertiup kencang, dan suara tangisan terdengar samar. Rina merasa ketakutan, tapi ia mencoba tetap tenang.

"Sari, apakah ini kau?" tanyanya pelan.

Angin semakin kencang, dan pintu di belakangnya tertutup dengan keras. Rina merasa seakan ada sesuatu yang ingin menghubunginya.

"Aku tidak ingin menyakitimu. Aku hanya ingin membantu."

Sejenak, ruangan menjadi hening. Kemudian, bayangan seorang anak kecil muncul di sudut ruangan. Wajahnya pucat, dengan mata kosong dan penuh kesedihan.

"Aku ingin pulang..." bisik suara itu.

Rina tersentak. "Pulang ke mana? Apa yang harus aku lakukan?"

Bayangan itu menunjuk ke arah halaman belakang rumah tua itu. Dengan keberanian yang tersisa, Rina melangkah keluar. Ia menemukan sebuah makam kecil yang tampak terlantar.

"Apakah ini makammu?"

Seketika, angin berhenti bertiup. Rina mengerti bahwa inilah tempat di mana Sari seharusnya beristirahat dengan tenang. Ia pun membersihkan makam itu, menyalakan dupa, dan berdoa.

Perlahan, suasana yang mencekam mulai mereda. Rina merasa seakan beban yang menghantuinya telah pergi. Saat ia kembali ke dalam rumah, boneka itu sudah tidak ada lagi.

Sejak kejadian itu, Rina tidak pernah melihat boneka itu lagi. Namun, ia selalu mengingat pengalaman menyeramkan yang telah ia alami. Kisah boneka berhantu itu tetap menjadi misteri di desa tersebut, dan warga setempat masih percaya bahwa arwah Sari kini telah beristirahat dengan tenang.

Bagi Rina, kejadian ini menjadi pelajaran berharga. Ia tidak lagi sembarangan mengambil barang antik tanpa mengetahui latar belakangnya. Dan setiap kali ia mendengar suara tawa anak kecil yang samar, ia selalu bertanya-tanya, apakah itu hanya imajinasinya, ataukah Sari masih mengawasinya dari kejauhan?

Posting Komentar