Kisah Nyata Kesurupan: Jiwa yang Hilang
Kisah Nyata Kesurupan: Jiwa yang Hilang
Di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah, terdapat sebuah rumah tua yang terkenal angker. Rumah itu sudah lama kosong sejak penghuninya meninggal secara misterius. Namun, seorang pria bernama Budi bersama keluarganya nekat menempati rumah tersebut karena harga sewanya yang murah.
Pada awalnya, tidak ada kejadian aneh. Namun, setelah seminggu, istri Budi, Siti, mulai merasakan kehadiran makhluk tak kasat mata. Suara bisikan terdengar di malam hari, dan pintu sering terbuka sendiri. Hingga suatu malam, putri mereka, Anisa, tiba-tiba menjerit histeris di kamar.
"Ayah! Tolong! Dia ada di sini!" teriak Anisa ketakutan.
Budi dan Siti segera masuk ke kamar Anisa dan menemukan putrinya berdiri di pojok kamar dengan mata melotot dan tubuh gemetar. Udara di ruangan itu terasa sangat dingin, dan bau anyir menyeruak.
"Anisa, ada apa?" tanya Siti sambil memeluk anaknya.
Anisa menatap ibunya dengan tatapan kosong, lalu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dengan suara yang bukan miliknya. "Rumah ini milikku! Kalian harus pergi!" suaranya berat dan menyeramkan.
Budi langsung mundur, sementara Siti mulai menangis. Mereka segera memanggil ustaz setempat, Pak Rahman, untuk membantu mengusir makhluk yang merasuki Anisa.
Pak Rahman datang dengan membawa air suci dan langsung membaca ayat-ayat suci. Saat air itu dipercikkan ke tubuh Anisa, ia berteriak kesakitan dan tubuhnya bergetar hebat.
"Siapa kamu?" tanya Pak Rahman dengan suara tegas.
"Aku penghuni lama rumah ini! Aku tidak mau pergi!" suara serak itu menjawab.
"Kembalilah ke tempatmu, jangan ganggu keluarga ini!" kata Pak Rahman sambil melanjutkan doanya.
Setelah perjuangan panjang, akhirnya makhluk itu pergi. Anisa pingsan, dan suasana kembali hening. Saat terbangun, ia tidak mengingat apapun.
Namun, kejadian menyeramkan tidak berhenti sampai di situ. Malam berikutnya, terdengar suara ketukan di jendela kamar Anisa. Budi yang sedang berjaga langsung bangun dan melihat bayangan hitam berdiri di luar rumah. Ketika ia mencoba melihat lebih jelas, bayangan itu lenyap dalam sekejap.
Keesokan harinya, Siti menemukan goresan aneh di dinding kamar Anisa. Goresan itu membentuk simbol-simbol yang tidak mereka pahami. Budi segera menghubungi Pak Rahman lagi, yang kali ini membawa beberapa orang santri untuk membersihkan rumah tersebut dengan doa-doa dan air suci.
"Makhluk ini belum pergi sepenuhnya. Ada sesuatu yang mengikatnya di rumah ini," kata Pak Rahman sambil memperhatikan setiap sudut ruangan.
Mereka kemudian menggali informasi dari warga sekitar dan menemukan fakta mengejutkan. Sebelum rumah itu kosong, pernah terjadi peristiwa tragis. Seorang gadis muda bernama Rahayu dikabarkan hilang secara misterius dan tidak pernah ditemukan. Beberapa warga percaya bahwa arwahnya masih bergentayangan di rumah itu.
Dengan bantuan seorang tetua desa, Budi dan timnya mencari jejak yang mungkin bisa menjelaskan keberadaan Rahayu. Mereka menemukan sebuah sumur tua di belakang rumah yang telah lama ditutupi oleh semak belukar. Ketika mereka menggali lebih dalam, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Anisa, yang selama ini diam saja setelah kejadian kesurupan, tiba-tiba berjalan sendiri menuju sumur tersebut dengan tatapan kosong.
"Anisa! Berhenti!" teriak Siti sambil berusaha menariknya.
Namun, tenaga Anisa luar biasa kuat, seolah ada sesuatu yang menariknya ke dalam sumur. Pak Rahman segera membaca doa-doa dan menggenggam tangan Anisa erat-erat. Setelah beberapa saat, tubuh Anisa melemas dan ia jatuh ke pelukan ibunya.
Ketika sumur itu akhirnya dibuka, bau busuk menyengat keluar. Dengan bantuan warga, mereka menemukan sisa-sisa tulang manusia yang diduga adalah Rahayu. Kejadian ini segera dilaporkan ke pihak berwenang, dan setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa Rahayu dulunya adalah korban pembunuhan yang mayatnya dibuang ke dalam sumur.
Setelah pemakaman yang layak dilakukan untuk Rahayu, kejadian aneh di rumah itu berhenti. Anisa kembali normal, dan keluarga Budi akhirnya bisa tidur dengan tenang. Mereka memutuskan untuk pindah, meskipun rumah itu kini sudah lebih tenang. Namun, beberapa warga masih merasa merinding setiap melewati rumah tersebut.
Legenda tentang rumah angker itu tetap hidup di desa tersebut. Beberapa orang percaya bahwa arwah Rahayu akhirnya telah tenang, sementara yang lain masih merasa bahwa sesuatu masih mengintai di sana, menunggu untuk kembali...
Sejak saat itu, rumah itu tetap kosong, tak berpenghuni. Tak ada yang berani menempatinya lagi, takut akan kutukan yang mungkin masih tersisa di dalamnya.
Posting Komentar