Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata

Table of Contents
Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata - Cerpen Horor Mania

Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata

Malam itu, hujan rintik-rintik membasahi tanah desa di pinggiran Jawa Tengah. Dita, seorang gadis berusia 22 tahun, baru saja kembali ke rumahnya setelah seharian bekerja di kota. Ia merasa sangat lelah dan ingin segera tidur. Namun, tanpa ia sadari, malam itu akan menjadi malam yang paling mengerikan dalam hidupnya.

Ketika Dita mulai terlelap, ia tiba-tiba merasa tubuhnya berat, seakan-akan ada sesuatu yang menindih. Ia membuka matanya dan melihat sekeliling. Kamar tidurnya tampak berbeda, lebih suram, lebih gelap. Ada bayangan hitam berdiri di sudut kamar, menatapnya dengan mata merah menyala.

"Siapa di sana?" tanya Dita dengan suara bergetar.

Bayangan itu tidak menjawab, tetapi semakin mendekat. Nafas Dita memburu. Ia mencoba bergerak, tetapi tubuhnya terkunci, tidak bisa bergerak sama sekali. Bayangan itu semakin dekat, dan wajahnya yang mengerikan mulai terlihat jelas.

"Dita... kembalikan... milikku..." bisik suara serak yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Dita terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia menatap sekeliling, memastikan bahwa ia sudah benar-benar sadar. Kamar tidurnya kembali seperti biasa, tetapi perasaan takut masih menyelimuti dirinya. Ia mencoba mengabaikan mimpi buruk itu dan kembali tidur.

Keesokan harinya, Dita menceritakan mimpinya kepada neneknya yang dikenal memiliki pengetahuan tentang hal-hal mistis.

"Mimpi itu bukan sekadar mimpi, Nduk. Bisa jadi ada sesuatu yang mengikutimu," kata sang nenek dengan nada khawatir.

Dita hanya tersenyum kecil, berusaha menganggap itu hanyalah bunga tidur. Namun, kejadian aneh mulai terjadi di rumahnya. Malam berikutnya, ia kembali mengalami mimpi yang sama. Sosok bayangan itu kini lebih dekat, bahkan hampir menyentuhnya.

Ketika Dita terbangun, ia mendengar suara ketukan di jendela kamarnya. Dengan hati-hati, ia melangkah ke arah jendela dan mengintip keluar. Tidak ada siapa-siapa. Namun, ketika ia berbalik, ia melihat sosok yang sama berdiri di belakangnya.

Dita menjerit sekuat tenaga.

Neneknya segera datang dan menyalakan lampu kamar.

"Sudah cukup, kita harus mencari tahu apa yang mengganggumu!" ujar sang nenek.

Keesokan harinya, mereka pergi ke seorang dukun tua di desa sebelah. Dukun itu menggenggam tangan Dita dan merasakan sesuatu yang aneh.

"Kamu pernah mengambil sesuatu dari tempat yang bukan hakmu?" tanya dukun itu.

Dita mengerutkan dahi, berusaha mengingat. Lalu, ia teringat. Dua minggu lalu, saat ia mendaki ke sebuah bukit keramat, ia menemukan sebuah cincin tua di tanah dan membawanya pulang.

"Cincin itu!" Dita terkejut. "Aku menemukannya di bukit."

Dukun itu menggeleng. "Itu bukan milikmu, itu milik mereka yang tidak terlihat. Kau harus segera mengembalikannya."

Tanpa pikir panjang, Dita bersama nenek dan dukun itu kembali ke bukit. Sesampainya di sana, mereka menemukan sebuah batu besar yang tampak seperti altar kuno. Dukun itu meminta Dita meletakkan cincin itu di atas batu sambil meminta maaf.

"Aku mengembalikan apa yang bukan milikku. Maafkan aku," ucap Dita dengan tulus.

Angin kencang tiba-tiba bertiup, dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan. Dita merasa tubuhnya lebih ringan, seakan-akan beban besar telah diangkat dari dirinya.

Namun, kisah ini belum berakhir. Malam harinya, setelah mengembalikan cincin tersebut, Dita merasa lebih tenang. Ia tidur lebih nyenyak dari sebelumnya. Namun, menjelang pukul tiga dini hari, suara ketukan kembali terdengar dari luar jendela.

"Tok... tok... tok..."

Dita terbangun dengan jantung berdebar. Ia menatap ke arah jendela dengan waspada. Tidak ingin mengulangi kejadian malam sebelumnya, ia mencoba mengabaikannya. Namun, suara itu semakin keras, seolah-olah ada seseorang yang ingin masuk.

Ia menarik selimutnya erat-erat dan mencoba membaca doa yang diajarkan oleh neneknya. Tiba-tiba, jendela kamar terbuka sendiri dengan suara berderit pelan.

Di luar, sosok yang sama masih berdiri. Kali ini, sosok itu lebih jelas. Seorang wanita berambut panjang dengan wajah pucat dan mata hitam pekat menatapnya.

"Terima kasih..." suara lirih itu terdengar, sebelum sosok tersebut menghilang dalam hembusan angin.

Sejak kejadian itu, Dita tidak pernah lagi mengalami gangguan makhluk halus. Namun, ia sadar bahwa dunia ini menyimpan banyak misteri yang tidak bisa dijelaskan dengan logika manusia.

Banyak cerita serupa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, di mana seseorang mengambil sesuatu dari tempat keramat tanpa izin, lalu dihantui hingga mereka mengembalikannya. Oleh karena itu, selalu berhati-hatilah saat berkunjung ke tempat-tempat yang dianggap sakral.

Itulah kisah Dita yang mengalami mimpi buruk yang menjadi nyata. Percayalah, dunia ini lebih luas daripada yang kita lihat. Ada hal-hal yang tak bisa dijelaskan oleh logika, dan ada batas yang sebaiknya tidak kita langgar.

Jika kamu pernah mengalami kejadian serupa atau mendengar kisah seram lainnya, bagikan ceritamu. Siapa tahu, ada pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman tersebut.

Posting Komentar