Misteri: Video yang Menghantui
Misteri: Video yang Menghantui
Malam itu, Rudi duduk di kamar kosnya yang sempit di Yogyakarta. Udara malam terasa dingin, dan hanya lampu kecil di meja belajar yang menerangi ruangan. Ia sedang sibuk menonton video di laptopnya, mencari referensi untuk tugas kuliahnya.
Namun, sebuah video aneh tiba-tiba muncul di rekomendasi YouTube-nya. Thumbnail-nya menampilkan seorang wanita berambut panjang dengan wajah yang tidak jelas. Judulnya hanya "Jangan Tonton Ini Sendirian".
"Ah, clickbait," gumam Rudi, tapi rasa penasarannya mengalahkan logika. Ia mengklik video itu.
Layar laptopnya tiba-tiba bergetar, suaranya berubah menjadi noise aneh seperti bisikan-bisikan samar. Wanita dalam video itu tampak duduk di sebuah kamar gelap, menatap lurus ke kamera.
"Kau telah melihatku... Sekarang aku akan melihatmu..."
Rudi tersentak dan buru-buru menutup laptopnya. Jantungnya berdegup kencang. "Apa tadi? Hanya editan atau..."
Namun, sesuatu yang lebih aneh terjadi. Laptopnya menyala sendiri, dan video itu kembali diputar dari awal.
Rudi merasakan keringat dingin membasahi punggungnya. Ia mencoba menekan tombol power, tapi laptopnya tidak merespons. Suara wanita dalam video semakin keras, dan tiba-tiba layar menampilkan gambar wajahnya dengan mata hitam pekat.
"Aku sudah di sini..."
Pintu kamar Rudi berderit terbuka perlahan.
Ia menoleh, namun tidak melihat siapa pun. Hanya ada kegelapan di luar kamar. Rudi menelan ludah, merasa ada yang mengawasinya.
"Cukup!" Rudi mencabut kabel charger dan menutup laptopnya dengan paksa. Kali ini, laptopnya mati.
Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Pasti cuma video prank atau semacamnya," pikirnya.
Namun, saat ia beranjak ke tempat tidur, layar laptopnya kembali menyala. Kali ini, bukan wanita itu yang muncul, melainkan... dirinya sendiri, duduk di depan laptop, seperti sedang direkam secara langsung.
Rudi terpaku. Ia belum pernah menyalakan webcam-nya. Ia meraih laptopnya dan mencoba mencari sumber video itu, tetapi tidak ada aplikasi yang terbuka.
Tiba-tiba, dalam video tersebut, di belakang dirinya, muncul sosok wanita berambut panjang. Rudi langsung menoleh ke belakang.
Kosong.
Ia kembali menatap layar, dan wanita itu semakin dekat, seakan-akan merangkak keluar dari dalam laptop.
Rudi menjerit dan melempar laptopnya ke lantai. Layar langsung pecah, dan suara tangisan lirih terdengar dari dalamnya.
Keesokan harinya, Rudi ditemukan tak sadarkan diri oleh teman kosnya. Wajahnya pucat, dan di lantai terdapat bekas sidik jari hitam, seolah-olah seseorang telah merangkak keluar dari layar.
Sejak saat itu, kamar Rudi dianggap angker. Tak ada yang berani menempatinya lagi, dan laptop yang hancur itu tetap dibiarkan di tempatnya, sebagai pengingat akan video yang seharusnya tidak pernah ditonton.
Beberapa hari setelah kejadian itu, seorang mahasiswa baru, Dika, memutuskan untuk menyewa kamar bekas Rudi. Ia tidak percaya takhayul dan menganggap semua cerita tentang kamar itu hanyalah mitos belaka.
Pada malam pertama, Dika menemukan laptop Rudi masih ada di sudut kamar. Layarnya retak, tapi anehnya, lampu indikatornya berkedip seolah-olah masih aktif.
"Aneh, bukannya laptop ini sudah rusak?" gumamnya.
Rasa penasaran membuat Dika menekan tombol power. Layar laptop menyala, menampilkan video terakhir yang ditonton Rudi.
"Jangan tonton ini sendirian..."
Dika tertawa kecil. "Cuma video horor murahan." Ia menekan tombol play.
Seperti yang terjadi pada Rudi, suara bising mulai terdengar. Wanita dalam video itu kembali muncul, kali ini lebih dekat, menatap langsung ke arah Dika.
"Kau yang berikutnya..."
Dika mengernyit. "Efek CGI-nya lumayan juga." Namun, tiba-tiba suara berbisik memenuhi ruangan. Angin dingin berhembus, dan pintu kamar berderit terbuka dengan sendirinya.
Dika menoleh dan merasakan bulu kuduknya meremang. Di sudut kamar, pantulan cermin menunjukkan sosok wanita berambut panjang berdiri di belakangnya.
Ia terdiam, menatap cermin dengan tubuh kaku. Wanita itu tidak bergerak, tapi perlahan senyumannya melebar.
"Siapa... kamu...?" suara Dika bergetar.
Tanpa peringatan, lampu kamar padam. Hanya layar laptop yang bersinar, menampilkan wajah wanita itu semakin dekat.
Dalam hitungan detik, layar laptop kembali retak, dan suara jeritan menggema di seluruh kos.
Keesokan harinya, teman-teman Dika menemukan kamarnya dalam keadaan berantakan. Laptop yang sebelumnya hanya retak kini benar-benar hancur berkeping-keping.
Dika? Ia tak pernah ditemukan.
Beberapa orang percaya ia melarikan diri karena ketakutan, tetapi mereka yang tahu cerita sebelumnya menyadari satu hal:
Video itu masih ada. Dan entah siapa yang akan menontonnya berikutnya...
Posting Komentar