Penampakan di Keraton Yogyakarta

Daftar Isi
Penampakan di Keraton Yogyakarta  - Cerpen Horor Mania

Penampakan di Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta, tempat yang penuh sejarah dan kebudayaan, menyimpan banyak cerita mistis yang masih menjadi misteri hingga kini. Salah satunya adalah pengalaman mengerikan yang dialami oleh Bayu, seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di sana.

Malam itu, Bayu bersama dua temannya, Rina dan Dimas, mendapat izin khusus untuk melakukan penelitian di area dalam Keraton. Mereka ingin menggali lebih dalam tentang sejarah Keraton dan tradisi yang masih dilestarikan hingga kini. Namun, mereka tidak menyadari bahwa malam itu akan menjadi malam yang paling menyeramkan dalam hidup mereka.

"Serius kita boleh masuk ke sini malam-malam?" tanya Rina dengan suara bergetar.

"Ya, asal kita nggak macam-macam," jawab Bayu, mencoba menenangkan temannya.

Mereka berjalan perlahan melewati halaman Keraton yang lengang. Angin malam berhembus dingin, membawa aroma dupa yang samar-samar tercium.

"Aku merasa ada yang mengawasi kita," bisik Dimas.

Bayu hanya tersenyum. Ia tidak ingin percaya begitu saja dengan mitos-mitos yang sering diceritakan tentang Keraton.

Mereka sampai di Bangsal Kencono, salah satu bagian penting dari Keraton. Bangsal itu tampak megah, meskipun suasana mistisnya begitu kuat. Tiba-tiba, suara gamelan terdengar dari kejauhan.

"Kalian dengar itu?" tanya Rina, suaranya semakin gemetar.

"Mungkin ada latihan tari atau pertunjukan," kata Bayu, meskipun dalam hatinya ia juga merasa ada sesuatu yang aneh.

Mereka melanjutkan perjalanan, tetapi langkah mereka terhenti saat melihat seorang wanita berbusana kebaya hijau berjalan perlahan di kejauhan. Rambutnya panjang terurai, dan wajahnya tidak terlihat jelas.

"Siapa itu? Staf Keraton?" tanya Dimas.

"Harusnya nggak ada orang lain selain kita," jawab Bayu.

Wanita itu berhenti di bawah pohon beringin tua, lalu menoleh ke arah mereka. Saat itulah mereka melihat sesuatu yang membuat darah mereka membeku—wajah wanita itu kosong, tanpa mata dan mulut.

"Lari!" teriak Rina.

Mereka berlari sekencang mungkin, tetapi semakin mereka berusaha menjauh, semakin terasa langkah-langkah berat mengikuti mereka. Nafas Bayu tersengal, ia menoleh ke belakang dan melihat sosok wanita itu melayang di udara, mendekat dengan kecepatan yang tidak masuk akal.

Mereka akhirnya sampai di gerbang luar Keraton dan langsung menemui penjaga.

"Ada apa?!" tanya penjaga dengan wajah tegang.

"Kami... kami melihat wanita di dalam!" ujar Dimas sambil terengah-engah.

Penjaga itu terdiam sesaat sebelum berkata, "Kalian tidak boleh sembarangan di sini. Sosok yang kalian lihat adalah salah satu penunggu Keraton. Beruntung kalian bisa keluar dengan selamat."

Sejak kejadian itu, Bayu dan teman-temannya tidak pernah berani kembali ke Keraton pada malam hari. Mereka menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak boleh diganggu, terutama di tempat yang penuh dengan sejarah dan energi mistis seperti Keraton Yogyakarta.

Banyak orang percaya bahwa penampakan itu adalah sosok Nyai Roro Kidul atau salah satu penunggu gaib yang menjaga Keraton. Hingga kini, suara gamelan yang berbunyi tanpa ada pemainnya dan penampakan wanita misterius masih menjadi cerita yang terus diceritakan oleh masyarakat sekitar.

Tapi, kisah Bayu belum berakhir.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Bayu mulai merasakan keanehan. Ia sering merasa diawasi, bahkan ketika ia berada di kamarnya sendiri. Lampu di kosnya sering berkedip-kedip tanpa alasan yang jelas, dan ia sering mendengar suara gamelan sayup-sayup di tengah malam.

Suatu malam, ia bermimpi berada di dalam Keraton lagi. Dalam mimpinya, ia melihat wanita berkebaya hijau itu berdiri di depan Bangsal Kencono, menatapnya dengan kosong.

"Kembalilah..." suara itu terdengar di kepalanya.

Bayu terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia mencoba mengabaikan mimpi itu, tetapi keesokan harinya, ia menemukan bekas jejak kaki basah di lantai kamarnya, seolah-olah seseorang telah berjalan di sana.

Rina dan Dimas juga mengalami kejadian serupa. Mereka sering mendengar suara langkah di luar kamar mereka, dan terkadang melihat bayangan sekilas di sudut mata mereka.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk kembali ke Keraton dan meminta maaf.

Malam itu, mereka ditemani oleh seorang juru kunci yang mengenal seluk-beluk dunia gaib di Keraton. Juru kunci itu membawa mereka ke tempat di mana mereka pertama kali melihat sosok wanita itu.

"Kalian telah mengusik ketenangan di sini. Mintalah maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan ini," kata juru kunci.

Dengan gemetar, Bayu, Rina, dan Dimas membungkuk dan mengucapkan permintaan maaf mereka.

Angin tiba-tiba berhembus kencang, dan terdengar suara gamelan sekali lagi. Sosok wanita berkebaya hijau itu muncul sekejap, lalu menghilang bersama angin malam.

Sejak kejadian itu, gangguan yang mereka alami perlahan menghilang. Namun, mereka tahu bahwa apa yang mereka alami bukanlah kebetulan.

Keraton Yogyakarta tetaplah tempat yang sakral dan penuh misteri. Banyak orang yang percaya bahwa ada dimensi lain yang hidup berdampingan dengan manusia di sana.

Jadi, jika kamu berencana mengunjungi Keraton Yogyakarta, ingatlah untuk selalu bersikap sopan dan tidak mengusik apa pun yang ada di sana. Karena mungkin, sesuatu sedang mengawasimu dari balik bayangan.

Apakah kamu masih berani berkunjung ke Keraton Yogyakarta saat malam?

Posting Komentar