Pintu Terbuka di Tengah Malam: Kisah Horor

Table of Contents
Pintu Terbuka di Tengah Malam, Kisah Horor - Cerpen Horor Mania

Pintu Terbuka di Tengah Malam: Kisah Horor

Di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Warga sekitar percaya bahwa rumah itu dihuni oleh makhluk tak kasat mata. Namun, suatu hari, seorang pemuda bernama Ardi nekat untuk menginap di sana.

Ardi adalah seorang vlogger horor yang gemar menjelajahi tempat-tempat angker. Dengan kamera di tangan, ia memasuki rumah itu saat matahari mulai terbenam. Udara di dalam terasa lebih dingin dari seharusnya, dan aroma dupa samar-samar tercium.

"Ah, ini pasti cuma sugesti," gumam Ardi sambil menyalakan senter.

Ia berjalan menyusuri ruang tamu yang dipenuhi debu. Sesekali, suara kayu berderit terdengar, membuatnya merinding. Hingga akhirnya, ia sampai di sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka.

"Siapa di sana?" tanya Ardi, mencoba memberanikan diri.

Tak ada jawaban. Dengan hati-hati, ia mendorong pintu itu hingga terbuka lebar. Kamar itu tampak kosong, hanya ada kasur tua dan cermin besar yang menggantung di dinding. Saat Ardi mendekati cermin, ia melihat bayangan hitam di belakangnya.

"Astaga!" Ardi berteriak dan langsung berbalik, namun tidak ada siapa-siapa.

Nafasnya mulai memburu, tetapi ia mencoba tetap tenang. Ia menata ulang pikirannya dan menenangkan diri. Tapi kemudian, suara pintu yang berdecit terdengar dari arah ruang tamu. Dengan langkah ragu, ia kembali ke sana.

Pintu utama yang tadi ia kunci, kini terbuka lebar.

"Tidak mungkin… aku yakin sudah menguncinya."

Ardi merasa ada sesuatu yang mengamatinya. Perlahan, ia mengangkat kameranya dan mulai merekam pintu itu. Saat ia melihat ke layar, ada sosok perempuan berbaju putih berdiri di luar, tepat di ambang pintu.

Ia langsung menoleh ke arah pintu secara langsung, tetapi sosok itu menghilang. Dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Tiba-tiba, pintu tertutup dengan keras!

"Cukup! Aku harus keluar dari sini!" seru Ardi, berlari ke arah pintu.

Namun, saat ia menarik gagang pintu, pintu itu tidak bisa dibuka. Seolah ada kekuatan yang menahannya dari luar. Tiba-tiba, ia mendengar suara bisikan di telinganya.

"Pergi… sebelum terlambat…"

Ardi merasa tubuhnya membeku. Ia menoleh perlahan, dan di sudut ruangan, sosok perempuan tadi berdiri dengan wajah pucat dan mata kosong menatapnya.

Dengan gemetar, Ardi berdoa dalam hati. Ia meraih tas kecilnya dan mengambil garam yang selalu ia bawa untuk perlindungan. Ia melemparkan garam itu ke lantai, lalu dengan sekuat tenaga, menarik pintu sekali lagi.

Pintu akhirnya terbuka! Tanpa berpikir dua kali, Ardi berlari keluar dan meninggalkan rumah itu.

Keesokan harinya, ia menonton kembali rekaman kameranya. Namun anehnya, tidak ada sosok perempuan dalam rekaman itu. Hanya dirinya sendiri yang tampak ketakutan di depan pintu yang terbuka lebar.

Ardi tak pernah kembali ke rumah itu lagi.

Apakah semua yang ia alami nyata? Ataukah hanya permainan pikirannya?

Beberapa hari setelah kejadian itu, Ardi tidak bisa tidur dengan tenang. Bayangan perempuan itu terus menghantuinya. Setiap kali ia mencoba menutup mata, ia merasa seperti ada seseorang yang mengawasinya dari kegelapan.

Ia memutuskan untuk menemui Mbah Surti, seorang dukun tua yang dikenal sebagai penjaga tradisi dan kebijaksanaan gaib di desa itu.

"Mbah, saya mengalami sesuatu yang aneh di rumah kosong itu. Saya tidak bisa berhenti memikirkannya," kata Ardi.

Mbah Surti menatapnya dengan tajam, lalu menghela napas panjang.

"Nak, rumah itu bukan sembarang rumah. Ada kisah kelam di baliknya," ujarnya.

Menurut cerita Mbah Surti, rumah itu dulunya milik seorang wanita bernama Sari yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Karena sakit hati, ia mengakhiri hidupnya dengan cara tragis di dalam rumah itu. Arwahnya masih gentayangan, menunggu kepulangan seseorang yang takkan pernah datang.

"Dia tidak suka ada orang asing masuk ke rumahnya. Kau beruntung masih bisa keluar," lanjut Mbah Surti.

Ardi merinding mendengar cerita itu. Mbah Surti menyarankan agar ia melakukan ritual pembersihan dan berdoa agar arwah Sari bisa tenang.

Malam itu, Ardi melakukan semua yang disarankan. Ia menyalakan dupa, berdoa, dan meletakkan sesajen di depan rumahnya. Namun, sesuatu yang mengerikan terjadi.

Di tengah malam, Ardi terbangun karena suara ketukan pelan di jendela kamarnya.

"Tok… tok… tok…"

Jantungnya berdegup kencang. Dengan tangan gemetar, ia mengintip ke luar jendela.

Di sana, berdiri seorang wanita berambut panjang dengan wajah yang tidak terlihat jelas. Sosok itu hanya berdiri diam, menatap ke dalam kamar Ardi.

Ardi langsung menarik selimutnya dan mulai berdoa. Suara ketukan itu semakin keras, tetapi ia menutup matanya rapat-rapat, berharap semua itu hanya mimpi.

Pagi harinya, ia terbangun dengan keringat dingin. Dengan hati-hati, ia keluar rumah dan melihat ke sekeliling. Tidak ada tanda-tanda kehadiran siapa pun.

Namun, di lantai depan rumahnya, ia menemukan jejak kaki basah mengarah ke jendelanya.

Sejak saat itu, Ardi memutuskan untuk tidak lagi bermain-main dengan dunia gaib. Ia menghapus semua video tentang rumah itu dan berjanji untuk tidak kembali.

Namun, satu hal yang selalu menghantuinya—setiap tengah malam, ia masih merasa ada yang mengawasinya.

Posting Komentar