Tangisan dari Dalam Tanah: Kisah Kuburan
Tangisan dari Dalam Tanah: Kisah Kuburan
Malam itu, hujan rintik-rintik membasahi tanah pemakaman tua di pinggiran desa. Angin berhembus pelan, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan sesuatu yang lebih menyeramkan—aroma kematian.
Rudi, seorang pemuda desa yang dikenal pemberani, menerima tantangan dari teman-temannya untuk melewati kuburan itu sendirian pada tengah malam. Dengan senter di tangan, ia melangkah masuk ke dalam area pemakaman yang dipenuhi nisan berlumut.
"Tidak ada apa-apa di sini, cuma cerita orang-orang tua saja," gumamnya sambil mengayunkan senter ke kiri dan kanan.
Namun, saat ia melangkah lebih dalam, terdengar suara lirih dari bawah tanah.
"Tolong... tolong aku..."
Rudi terhenti. Dadanya berdegup kencang. Ia mengarahkan senternya ke sekeliling, memastikan tidak ada siapa-siapa.
"Siapa di sana?" tanyanya, suaranya sedikit bergetar.
Tak ada jawaban. Namun, suara tangisan kembali terdengar, kali ini lebih jelas.
"Aku terkubur... tolong aku..."
Rudi menelan ludah. Dengan tangan gemetar, ia melangkah ke arah suara itu. Tepat di depannya, ada sebuah makam tua dengan tanah yang terlihat sedikit gembur, seolah-olah baru saja digali.
Ketika ia mendekat, tanah itu mulai bergerak sendiri.
"Astaga!" Rudi mundur selangkah. Matanya membelalak saat melihat jari-jari pucat perlahan muncul dari dalam tanah.
Panik, ia ingin berlari, tetapi tubuhnya membeku di tempat. Tiba-tiba, tangan itu mencengkeram kakinya.
"Jangan pergi... tolong aku..."
Rudi menjerit, berusaha melepaskan diri. Namun, semakin ia berusaha, semakin kuat cengkeraman itu.
Dari balik nisan, muncul sosok wanita dengan wajah hancur dan mata kosong. Ia menatap Rudi tanpa ekspresi.
"Aku tidak mati... aku dikubur hidup-hidup..."
Rudi menjerit sekuat tenaga dan berhasil melepaskan diri. Ia berlari keluar dari pemakaman tanpa menoleh ke belakang.
Keesokan harinya, penduduk desa menemukan Rudi tergeletak di depan rumahnya, wajahnya pucat pasi dengan mata melotot ketakutan. Ia tidak bisa berbicara lagi, hanya terus menangis dan menunjuk ke arah pemakaman.
Sejak malam itu, setiap tengah malam, dari dalam kuburan tua itu terdengar suara tangisan lirih, memanggil siapa saja yang berani mendekat.
Namun, cerita ini tidak berakhir di sana. Beberapa hari setelah kejadian itu, warga desa mulai mengalami gangguan aneh. Malam-malam mereka dipenuhi suara bisikan dari luar jendela, langkah kaki di halaman rumah, dan ketukan perlahan di pintu mereka. Namun, setiap kali mereka membuka pintu, tidak ada siapa-siapa.
Pak Ujang, juru kunci kuburan, mencoba menenangkan warga. Ia percaya bahwa arwah yang menangis di dalam tanah adalah seseorang yang meninggal tidak wajar.
"Mungkin ada yang belum selesai di dunia ini," katanya pada suatu malam ketika warga berkumpul membahas gangguan tersebut.
Tak lama setelah itu, seorang wanita tua bernama Bu Sari mengungkap sebuah rahasia mengerikan. Ia bercerita bahwa beberapa tahun lalu, ada seorang gadis muda bernama Ratna yang hilang secara misterius. Orang-orang mencari ke mana-mana, tetapi tubuhnya tidak pernah ditemukan.
"Dulu ada rumor bahwa dia dibunuh dan dikubur di pemakaman itu," ujar Bu Sari dengan suara bergetar.
Warga desa mulai menyelidiki makam yang dimaksud. Dengan bantuan Pak Ujang, mereka menggali kuburan yang tanahnya masih tampak gembur. Setelah beberapa jam menggali, mereka menemukan sesuatu yang membuat darah mereka membeku—sebuah kerangka manusia dengan kuku panjang seolah-olah pernah berusaha menggali keluar dari dalam tanah.
Tak lama, terdengar suara angin kencang, diikuti oleh suara tangisan mengerikan dari balik pepohonan. Beberapa warga berteriak ketakutan, sementara Pak Ujang dengan cepat membaca doa dan memerintahkan semua orang untuk segera pergi.
Kerangka itu kemudian dipindahkan dan dimakamkan kembali dengan upacara yang layak. Anehnya, setelah itu gangguan-gangguan mistis di desa mulai berkurang.
Namun, Rudi tidak pernah kembali seperti sediakala. Ia masih duduk di depan rumahnya, menatap kosong ke arah kuburan dengan mata penuh ketakutan.
"Dia masih di sana... dia menatapku..." bisiknya pelan, seakan-akan melihat sesuatu yang tak bisa dilihat orang lain.
Dan setiap malam, beberapa warga masih mengaku mendengar suara tangisan halus dari pemakaman, mengingatkan mereka bahwa beberapa rahasia tak pernah benar-benar terkubur.
Posting Komentar