Teror di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Jakarta
Kisah Mengerikan dari Rumah Sakit Jiwa Tua: Soeharto Heerdjan
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan yang terletak di Jakarta memiliki sejarah panjang dan penuh misteri. Dikenal sebagai tempat perawatan pasien gangguan jiwa, rumah sakit ini juga terkenal karena kejadian-kejadian aneh dan teror gaib yang mengerikan. Banyak yang percaya bahwa tempat ini dihantui oleh arwah pasien yang meninggal dengan cara yang tragis.
Rumah sakit ini dibangun pada tahun 1950-an dan sudah menjadi salah satu fasilitas kesehatan terbesar yang menangani pasien gangguan jiwa di Jakarta. Meskipun sudah ada banyak pembaruan dan renovasi, banyak orang yang mengatakan bahwa rumah sakit ini masih menyimpan aura gelap dari masa lalu. Seiring berjalannya waktu, banyak kisah-kisah menyeramkan tentang tempat ini mulai muncul, terutama dari para pekerja dan pasien yang merasakan kejadian-kejadian aneh.
Awal Mula Teror: Kejadian Tak Terlihat
Di awal bulan Oktober, seorang mahasiswa magang bernama Andi diterima untuk bekerja di rumah sakit ini. Ia ditugaskan untuk membantu bagian administrasi dan beberapa tugas ringan lainnya. Namun, sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di sana, Andi sudah merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Selamat datang, Andi. Kamu akan bekerja di sini mulai hari ini. Tapi hati-hati, ada beberapa bagian rumah sakit yang sebaiknya kamu hindari," kata Dr. Rina, seorang dokter yang menyambut Andi dengan senyum ramah.
"Kenapa? Apa yang terjadi di sini?" tanya Andi, merasa penasaran.
"Ada beberapa kejadian aneh, tapi lebih baik kamu tidak terlalu memikirkannya. Cukup fokus saja pada tugasmu," jawab Dr. Rina, sambil melirik ke arah koridor gelap di ujung ruang administrasi.
Keanehan Pertama: Suara Tertawa di Tengah Malam
Hari pertama Andi berjalan lancar. Namun, pada malam pertama tinggal di rumah sakit, ia mulai mendengar suara-suara aneh. Ketika sedang duduk di ruang administrasi untuk menyelesaikan beberapa tugas, terdengar tawa yang pelan, seolah-olah berasal dari ruangan di sebelah. Andi mencoba mengabaikannya, berpikir itu hanya imajinasinya.
Namun, tawa itu semakin keras setiap malam. Suatu malam, Andi merasa penasaran dan memutuskan untuk mengikuti suara itu. Ia berjalan pelan menuju ruang yang terdengar, dan menemukan pintu terbuka sedikit. Ia melihat sosok seorang pasien yang mengenakan pakaian rumah sakit tua duduk di pojok ruangan sambil tertawa seperti orang gila.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Andi, hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Pasien itu menoleh, wajahnya pucat dan mata yang kosong menatap Andi dengan tajam. "Aku hanya menunggu... mereka datang," jawab pasien itu dengan suara serak.
Kisah Tragis Pasien: Arwah yang Belum Tenang
Andi kembali ke ruang administrasi dengan perasaan cemas. Ia mencoba mengabaikan kejadian itu, namun esok harinya, Dr. Rina mendekatinya dan memberitahunya tentang kisah tragis yang terjadi di rumah sakit itu.
"Kamu pasti sudah mendengar tentang suara tawa itu, kan?" tanya Dr. Rina dengan ekspresi serius.
"Iya, saya mendengarnya. Siapa itu?" jawab Andi, masih penasaran.
"Itu adalah suara dari salah satu pasien kami, bernama Dwi. Dwi adalah pasien yang sangat agresif, tapi dia selalu tertawa tanpa alasan yang jelas. Dia sering kali mengatakan bahwa dia sedang menunggu sesuatu. Konon katanya, dia tahu kapan ajalnya akan datang, dan dia tidak pernah merasa takut. Suatu malam, dia menghilang begitu saja dari ruangannya, dan keesokan harinya ditemukan mati mengenaskan di taman rumah sakit. Setelah itu, suara tawanya terus terdengar, terutama di malam hari," cerita Dr. Rina.
Andi merasa ngeri, namun ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya di rumah sakit tersebut. Tapi ia mulai merasakan bahwa ada yang lebih gelap yang menyelimuti tempat itu.
Perjalanan Andi: Melihat Sosok yang Menghantui
Hari demi hari berlalu, dan Andi mulai semakin terlibat dalam kejadian-kejadian aneh yang terjadi di rumah sakit itu. Pada suatu malam, ketika ia sedang berjalan menuju ruang administrasi, ia melihat bayangan samar bergerak di lorong yang gelap. Bayangan itu melintas begitu cepat, seolah-olah ia berlari, dan ketika Andi mengikuti bayangan itu, ia menemukan dirinya di depan ruang perawatan yang terkunci.
"Kenapa ruangan ini terkunci?" tanya Andi pada salah satu perawat yang lewat.
"Ruangan itu sudah lama terkunci. Tidak ada pasien di sana lagi," jawab perawat itu dengan suara terburu-buru.
Tapi Andi merasa ada yang aneh. Ia mendekati pintu dan mendengarkan dengan seksama. Dari dalam, terdengar suara rintihan pelan, diselingi dengan tawa yang familiar. Andi mencoba membuka pintu, namun terkunci rapat.
Keinginan Andi untuk mengetahui lebih jauh semakin besar. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang sangat mengerikan tersembunyi di balik ruangan tersebut. Saat ia hendak meninggalkan tempat itu, ia melihat bayangan lain, kali ini berupa sosok seorang wanita muda dengan wajah yang terbalut kain putih. Wanita itu menatap Andi dengan mata yang kosong dan penuh amarah. Namun, saat Andi berbalik, wanita itu menghilang begitu saja.
Teror yang Semakin Menyeramkan
Malam itu, Andi tidak bisa tidur. Ia merasa seolah-olah ada yang mengawasinya. Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki mendekat, langkah itu sangat pelan, namun jelas terdengar di telinga. Ketika Andi membuka mata, ia melihat seorang wanita berpakaian putih berdiri di ujung tempat tidurnya.
"Siapa kamu?" tanya Andi dengan suara gemetar.
Wanita itu hanya tersenyum, senyum yang sangat lebar dan tidak wajar. "Aku hanya menunggumu, Andi," jawab wanita itu, suaranya terdengar sangat pelan dan serak.
Andi merasa ketakutan, namun ia berusaha untuk tetap tenang. Tiba-tiba, wanita itu menghilang begitu saja, meninggalkan bau aneh yang menyengat. Andi mencoba membuka pintu dan berlari keluar, namun di luar, ia melihat sosok yang sama, wanita itu berdiri di depan pintu rumah sakit, menatapnya dengan tatapan kosong.
Esok harinya, Andi merasa cemas dan memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang sejarah rumah sakit ini. Ia mengunjungi perpustakaan kecil yang terletak di lantai dua gedung utama. Di sana, ia menemukan beberapa arsip lama yang mencatat kejadian-kejadian tragis yang terjadi di rumah sakit tersebut. Salah satu arsip menyebutkan tentang seorang wanita bernama Siti, yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit ini. Konon, Siti adalah salah satu pasien yang mengalami perlakuan yang sangat buruk dari para perawat, yang menyebabkan kematiannya yang tragis. Sejak kematiannya, banyak yang mengatakan bahwa arwah Siti masih mengganggu para penghuninya, terutama wanita yang mengenakan pakaian putih.
Penutupan: Rumah Sakit yang Tidak Pernah Sepi
Keputusan Andi untuk tetap bekerja di rumah sakit jiwa itu pun berakhir. Teror yang ia alami semakin hari semakin intens, dan akhirnya ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan meninggalkan rumah sakit tersebut. Namun, kisah rumah sakit jiwa Soeharto Heerdjan tetap hidup di dalam dirinya. Ia tidak bisa melupakan suara tawa Dwi yang mengganggu, serta sosok wanita berpakaian putih yang selalu menunggunya.
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan masih berdiri kokoh di Jakarta, dan menurut cerita yang beredar, tempat itu masih menyimpan banyak rahasia kelam. Para pasien yang meninggal dengan tragis, serta arwah yang belum tenang, terus menghantui setiap sudut rumah sakit. Kejadian-kejadian aneh itu tidak hanya terjadi pada Andi, tetapi juga pada banyak orang yang berani memasuki tempat yang sudah penuh dengan misteri ini.
Jadi, jika kamu berada di sekitar Jakarta, dan tiba-tiba mendengar suara tawa yang tidak jelas asalnya di malam hari, berhati-hatilah. Bisa jadi itu adalah suara Dwi atau bahkan sosok lain yang menunggumu di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan.
Posting Komentar